Posted by Unknown on 09.12.00 with No comments
Sejarah Plastik
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik
atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan
bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada
beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk
menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini
berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka "malleable", memiliki
properti keplastikan. Plastik
didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat
menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan
dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan
memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.
Sejak tahun
1950-an plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Plastik digunakan
sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat
elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk mengganti
bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1976
plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan dan dipilih
sebagai salah satu dari 100 berita kejadian pada abad ini. Plastik pertama kali
diperkenalkan oleh Alexander
Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi internasional di London,
Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine ini dibuat
dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa temuannya ini
mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah. Ia
juga menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan dan
mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa
dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan.
Polyethylene
atau polyethene merupakan polimer termoplastik yang banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Polyethylene tidak larut dalam pelarut apapun
pada suhu kamar. Polimer ini juga tahan terhadap asam dan basa tetapi tidak
dapat dirusak oleh asam nitrat pekat. Nama polyethylene berasal dari
monomer penyusunnya yaitu etana (ethylene). Polyethylene pertama
kali disintesis secara tidak sengaja dari pemanasan diazomethane oleh
ahli kimia Jerman bernama Hans von Pechmann pada tahun 1898.
Secara industri, polyethylene pertama
kali disintesis oleh E.W. Fawcett pada tahun 1936 di Laboratorium Imperial
Chemical Industries, Ltd (ICI), Inggris dalam sebuah percobaan tak terduga
dimana ethylene yang merupakan bahan baku sisa reaksi diteliti sampai tekanan
1446,52 kg/cm2 dan temperatur 170 . Pada tahun 1940, polimer mulai
diperkenalkan secara komersial, dan polimer ethylene yang pertama kali
diperdagangkan adalah polyethylene dengan densitas rendah (low
density) dan tekanan tinggi (high pressure).
Setelah mengalami perkembangan,
produksi low density polyethtylene meluas dengan cepat. Pada tahun 1953,
Ziegler berhasil menemukan cara pembuatan polyethylene secara
organometalic dan setahun kemudian berhasil diproduksi. Polyethylene yang
dihasilkan oleh Ziegler yaitu
polyethylene tanpa tekanan. Sampai sekarang, polyethylene merupakan
jenis polimer yang paling banyak diproduksi.
B. Sifat-sifat
Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan pada LLDPE plant terdiri
dari bahan baku utama dan bahan baku penunjang. Bahan baku utama yang digunakan
yaitu ethylene dan bahan baku penunjang terdiri dari nitrogen, hidrogen
dan comonomer.
1. Bahan Baku Utama
LLDPE plant menggunakan bahan
baku utama yaitu ethylene. Ethylene ini diperoleh dari hasil
produksi Ethylene plant.
Sifat Fisik Ethylene (CH2=CH2) :
Berat Molekul : 28,05 g/mol
Spesific gravity : 0,57-102/4
Fase : gas
Titik didih : -103,9 oC
Titik leleh : -169 oC
Temperatur kritis : 9,15 oC
Tekanan kritis : 50,4 bar
Volume kritis : 131
cm3/mol
2. Bahan Baku Penunjang
2.a. Comonomer
Comonomer yang digunakan pada LLPDE plant yaitu
1-butene. Sifat-sifat fisik dari comonomer tersebut yaitu :
Sifat Fisik Butene-1 (CH2 = CHCH2CH3)
Berat
Molekul : 56,10 g/mol
Spesific
gravity : 0,6013
Fase : cair
Titik didih
: -5 oC
Titik leleh
: -130 oC
Temperatur
kritis : 146,85 oC
Tekanan
kritis : 40,43 bar
Volume
kritis : 293,3 cm3/mol
Larut dalam
pelarut organik tetapi tidak dapat larut dalam air
2.b. Nitrogen
Sifat fisik
dari nitrogen yaitu :
Berat
Molekul : 28,02 g/mol
Spesific
gravity : 0,8081
Fase : gas
Titik didih : -195,8 oC
Titik leleh : -209,86 oC
Temperatur
kritis : -147 oC
Tekanan
kritis : 34 bar (abs)
2.c.
Hidrogen
Sifat Fisik Hidrogen (H2) adalah sebagai berikut :
Berat
Molekul : 2,016 g/mol
Spesific
gravity :
0,0709-252,7
Fase : gas
Titik didih : -252,7 oC
Titik leleh : -259,1 oC
Temperatur
kritis : -1240 oC
Tekanan
kritis : 13 bar (abs)
2.d. Katalis
Katalis yang digunakan LLDPE plant
terdiri dari tiga jenis, tergantung pada spesifikasi produk yang diinginkan.
Ketiga jenis katalis tersebut yaitu:
2.d.1. Katalis M-1
Katalis M-1 terdiri dari metal aktif Titanium yang di-support
dengan silika dan aluminium. Berdiameter 700-900m. μ
Karaktristik
:
a. Memiliki
distribusi berat molekul (MWD) terbatas,
b. Harga Melt
Index tinggi dan densitas yang cukup luas,
c. Aktivitas
yang baik (2-4 ppm Ti),
d.
Produktivitas Katalis 3000-5000 kg resin/kg katalis,
Penggunaan :
untuk memproduksi LLDPE.
2.d.2. Katalis S-2
Katalis S-2 terdiri dari chrome aktif yang di-support
dengan silika dan aluminium. Berdiameter 500-600m. μ
Karaktristik
:
a. Memiliki
distribusi berat molekul (MWD) sangat luas,
b. Harga Melt
Indekx rendah dan densitas tinggi,
c. Aktivitas
yang baik (kurang dari1ppm Cr),
d.
Produktivitas Katalis 6000-8000 kg resin/kg katalis,
e.
Polimerisasi baik, sturtur molekul produk yang lebih luas.
Penggunaan :
untuk memproduksi HDPE, tipe blow molding, film, pipa, geomembran.
2.d.3. Katalis F-3
Katalis F-3 merupakan katalis yang tergolong katalis chrome. Berdiameter 500-600m. μ
Karaktristik
:
a. Memiliki
distribusi berat molekul (MWD) produk yang luas,
b. Produktivitas Katalis 15000 kg resin/kg katalis.
Penggunaan :
untuk memproduksi HDPE.
2.e. Co-catalyst
Sifat Fisik TEAL (Al(C2H5)3) yaitu :
Berat
Molekul : 114,17 g/mol
Densitas :
0,834 g/ml
Viskositas :
2,6 mPa.sg
Contoh
struktur katalis Ziegler Natta dengan kombinasi Titanium (IV) Chloride (TiCl4)
dan co-catalyst TEAL (Triethylalumunium) adalah sebagai berikut:
TiCl4 + Al(C2H5)3 Katalis Ziegler Natta
C. Proses Pembuatan
1. Teknologi Proses Polimerisasi Ethylene menjadi Polyethylene
Menurut Byrson, J.A pada
tahun 1995, reaksi polimerisasi dapat dilakukan pada fase cair, gas maupun
padat. Proses polimerisasi yang mula-mula banyak digunakan adalah polimerisasi
dalam fase cair atau larutan. Permasalahan utama yang timbul dari proses
semacam itu adalah pemisahan katalis dan sisa pelarut dari produk dan memiliki
biaya yang tinggi.
Reaksi
polimerisasi baru berkembang katalis yang jauh lebih baik pada tahun 1970-an.
Proses fasa gas ini memiliki kelebihan yaitu tidak memerlukan adanya proses
pemisahan katalis dari polimer, katalis sudah menyatu dalam produk. Kesulitan
utama dari proses polimerisasi fasa gas adalah pengendalian aktivasi katalis
dan kemungkinan terbentuknya oligomer. Oligomer adalah rangkaian beberapa
molekul bukan polimer, misalnya dimer, trimer, tetramer dan lain-lain.
Penggunaan katalis sangat
berpengaruh pada faktor ekonomis dari teknologi polimerisasi. Reaksi
polimerisasi adisi memerlukan adanya senyawa pemicu, yaitu senyawa yang dapat
memberikan muatan atau elektron bebas pada ikatan rangkap ethylene. Tanpa
katalis reaksi polimerisasi dapat berlangsung pada suhu tinggi (± 350 oC-500
oC) dengan tekanan 2.5-10 atm. Hal ini karena energi aktivasi cukup tinggi
yaitu sekitar 35-43.5 kkal/mol. Adanya katalis akan mempercepat jalannya reaksi
yaitu dengan mengurangi energi aktivasi yang diperlukan. Secara ringkas faktor
penentu dari keberhasilan proses polimerisasi adalah tipe katalis yang
digunakan. Katalis ini harus memilki keaktifan yang tinggi namun mudah
dikendalikan.
Katalis yang saat ini banyak
digunakan adalah katalis organo metalic seperti TiCl4. Proses dasar
polimerisasi ethylenen yang mula-mula dipatenkan adalah proses
yangdigunakan oleh perusahaan Imperial College Industri (ICI) pada tahun
1936. Proses ini menghasilkan polyethylene jenis LLDPE dengan kondisi
pada tekanan tinggi. Namun pada tahun 1954 muncul cara lain untuk reaksi
polimerisasi ethylene dengan proses Ziegler yang menggunakan
katalis alumunium alkyl (TiCl4). Dengan proses tersebut polyethylene dapat
diproduksi pada tekanan dan suhu yang rendah.
2. Macam-macam
Proses Pembuatan Polyethylene
Ada beberapa macam proses pembuatan
produk polyethylene, diantaranya:
a.
High Presure
Process
Dalam proses high pressure ini
dapat digunakan 2 jenis reaktor yaitu autoclave reaktor atau tubular
reaktor (jacketted tube) yang mempunyai kondisi operasi yang berbeda seperti :
• Autoclave reaktor
- Tekanan
operasinya antara 150-200 Mpa (typical)
- Waktu tinggal
30-60 detik (typical)
• Tubular Reaktor
- Tekanan operasi yang digunakan antara 200-250 Mpa
(typical)
- Temperatur
reaksinya tergantung dari jenis inisiator oksigen maka temperatur reaksinya
1900 oC dan jika menggunakan inisiator peroxycarbonate maka temperatur
reaksinya menjadi 1400 oC.
b.
Suspension
(Slurry) Process
Dalam proses ini polyethylene
disuspensikan dalam diluent hidrocarbon untuk mempermudah proses. Ada 2 macam
proses dalam suspension (slurry) proses, yaitu autoclave process dan loop
reaktor process.
• Autoclave Process
- Tekanan
operasinya 0.5-1 Mpa (typical)
- Temperatur reaksinya antara 80-900 oC
(typical)
- Diluent yang digunakan adalah hexane
- Katalis yang
digunakan dicampur dengan alkyl alumunium
• Loop
Reactor Process - Tekanan operasinya 3-4 Mpa (typical)
- Temperatur
reaksinya 1000 oC (typical)
- Diluent
yang digunakan adalah isobutene
- Jika menggunakan Philip type maka katalisnya adalah
campuran Ti dan Alkyl alumunium
c.
Gas Phase
Process
Union Carbide banyak menggunakan
proses ini dengan menggunakan reaktor fluidized bed. Disebut gas
phase process karena hampir semua bahan baku disuplai dalam bentuk gas.
- Tekanan operasi yang digunakan antara 0.7-2 Mpa
(typical)
- Temperatur reaksinya antara 80-100 oC (typical)
- Poison catalyst : CO2, CO, H2O
Dalam Pra-rancangan pembuatan Pabrik
Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) ini dipilih proses Gas Phase (Unipol). Pemilihan proses dilakukan dengan memperhatikan :
-
Pengoperasiannya
mudah karena proses yang sederhanan dengan unggun terfluidisasi
menyebabkan proses lebih stabil dan fleksibel
-
Dengan
menggunakan fase gas dan tidak adanya solvent, kemungkinan terjadinya
aglomerasi lebih kecil
-
Kebutuhan Utility
Plant sedikit
-
Produk yang
dihasilkan memiliki kemurnian yang tinggi
-
Konversi reaksi yang diperoleh mencapai 98 %
sehingga secara ekonomis proses ini layak dibuat dalam skala pabrik
d. Diagram
proses pembuatan polyethylene
Umpan berupa C2H4, C4H8, H2, dan N2
dialirkan menuju ke mix point (S-201) untuk selanjutnya dialirkan ke
reaktor fluidized bed (R-201). Pada N2, alirannya dibagi menjadi 2
produk yaitu nitrogen bertekanan tinggi (NBT) dan nitrogen bertekanan rendah
(NBR). NBT digunakan sebagai carrier gas pada reaktor fluidized bed (R-201)
yang beroperasi pada 85 oC dan 12 bar sedangkan NBR digunakan sebagai purger
gas untuk Product Purge Bin (V-301).
Umpan yang dialirkan pada R-201 akan
mengalami reaksi polimerisasi yang akan menghasilkan resin LLDPE dengan tingkat
konversi 10% setiap pass-nya. Umpan yang tidak terkonversi disesuaikan
kembali tekanannya agar sesuai dengan tekanan operasi yang dibutuhkan untuk
fluidisasi dalam R-201. Setelah itu, untuk mempertahankan suhu operasi di dalam
reaktor dipergunakan cycle gas cooler (E-201). Untuk menurunkan energi
aktivasi reaksi, maka ditambahkan katalis TiCl3 dan co-katalis Al(C2H5)3
(TEAL). Setelah terbentuk produk berupa resin LLDPE (500 - 900 μm), maka secara
periodik dialirkan ke product chamber (V-201), lalu diumpankan ke product
blow tank (V-202) secara gravitasi. Kemudian, produk dari V-202 dibawa ke product
purge bin (R-301) yang beroperasi pada 100 oC dan 1 atm. Pada R-301,
impuritis yang terbawa akan disingkirkan dengan N2 yang dialirkan pada cone I
dan katalis serta co-katalis dideaktivasi dengan hidrolisis menggunakan steam
yang dialirkan pada cone II, menurut reaksi :
2TiCl3 +
4H2O → 2TiO2 + 6HCl + H2
Al(C2H5)3 +
3H2O → Al(OH)3 + 3C2H6
Setelah itu, resin LLDPE dialirkan
ke mixer (M-301) yang bersuhu 160 oC. Dengan suhu ini resin LLDPE akan
meleleh. Lelehan ini akan dialirkan ke pelletizer (PE-301). Pada PE-301,
lelehan ini akan dibentuk menjadi pellet LLDPE, lalu disalurkan ke
gudang produk (V-304).
Impuritis yang berupa gas akan ter-purging
keluar dari R-301 melalui filter. Gas yang lolos melalui filter akan
dialirkan ke scrubber (V-301) yang beroperasi pada 100 oC dan 1 atm.
Pada V-301 akan terjadi pelarutan HCl yang terdapat di dalam gas. Ouput dari
V-301 berupa larutan HCl akan ditampung di tangki HCl (V-303). Ouput dari
scrubber yang lainnya akan dialirkan ke flash drum (V-302) yang
beroperasi pada 40 oC dan 85 bar. Untuk selanjutnya, senyawa yang terkondensasi
di V-302 akan dipergunakan sebagai fuel boiler pada unit utilitas.
Etilen (C2H4), H2, dan N2 dialirkan
ke kompresor dan ke-3 campuran tersebut kemudian dicampurkan dengan comonomer
(1-butena) ke cycle gas cooler. Tujuan dari pengumpanan ke kompresor
adalah untuk menaikkan tekanan sehingga dapat menfluidisasi partikel di dalam
reaktor dan cycle gas cooler digunakan untuk mengatur suhu di dalam reaktor
agar tetap stabil. Reaktor beroperasi pada 80oC dan tekanan 1 – 2 Mpa. Untuk
menurunkan energi aktivasi, maka ditambahkan katalis Ziegler – Natta. Setelah
terbentuk produk
berupa serbuk (500 - 900 μm), maka secara periodik dialirkan ke product
chamber (sekaligus untuk menjaga kestabilan tinggi standar isian), lalu
diumpankan ke product blow tank. Dengan blower, produk di bawa ke product
purge bin dimana pengotor LLDPE yang terbawa seperti etilen, N2, H2, dan
comonomer disingkirkan dan katalis dideaktivasi dengan hidrolisis menggunakan
steam menurut reaksi :
Al(C2H5)3 + 3H2O → Al(OH)3 + C2H6
Setelah itu,
LLDPE dinaikkan suhunya menjadi 150 – 230oC ke heater agar meleleh sehingga
dapat dibentuk pada pelleter.
Etilen (C2H4), H2, dan N2 dialirkan
dari tangki penyimpanannya masing-masing (V-101,V-102, dan V-103) menuju ke
kompresornya agar sesuai dengan tekanan yang diinginkan. Pada N2, pemakaian
kompresor dibagi menjadi 2 untuk menghasilkan 2 produk yaitu nitrogen
bertekanan tinggi (NBT) dan nitrogen bertekanan rendah (NBR). NBT digunakan
sebagai carrier gas pada reaktor fluidization batch (R-201) yang
beroperasi pada 80-100oC dan 1-2MPa sedangkan NBR digunakan sebagai purger
gas untuk Product Purge Bin (V-301). Ke-3 senyawa kimia yang telah
diumpankan ke alur 13 kemudian disesuaikan kembali tekanannya agar sesuai
dengan tekanan operasi yang dibutuhkan untuk fluidisasi pada kompresor C-201.
Setelah itu, diumpankan suhu operasi pada cycle gas cooler E-201.
Untuk menurunkan energi aktivasi
reaksi, maka ditambahkan katalis Ziegler – Natta. Setelah terbentuk produk
berupa serbuk (500 - 900 μm), maka secara periodik dialirkan ke product
chamber (sekaligus untuk menjaga kestabilan tinggi standar isian), lalu
diumpankan ke product blow tank (V-202). Dengan blower, produk dari product
blow tank di bawa ke product purge bin (V-301) dimana pengotor LLDPE
yang terbawa seperti etilen, H2, dan comonomer disingkirkan dengan N2 dan
katalis dideaktivasi dengan hidrolisis menggunakan steam menurut reaksi :
Al(C2H5)3 + 3H2O → Al(OH)3 + C2H6
Proses penghilangan etilen, H2, dan
comonomer terjadi pada cone I dari atas dan proses deakivasi katalis terjadi
pada cone II dari atas. Setelah itu, LLDPE dinaikkan suhunya menjadi 150 – 230oC
ke heater (M-301) agar meleleh sehingga dapat dibentuk pada pelleter (P-301).
Hasil pemisahan zat pengotor dengan LLDPE masuk ke separator (V-302) untuk
memisahkan hasil reaksi dari katalis dengan steam dan hidrokarbon yang
bercampur dengan H2 dan N2. Pemisahan ini dilanjutkan dengan memisahkan H2 dan
N2 dengan hidrokarbon. Hidrokarbon ini akan digunakan sebagai bahan bakar
boiler.
D. Klasifikasi Polyethylene
Menurut Irwan Hidajat pada
tahun 1995, polyethylene merupakan salah satu polimer dengan struktur molekul
paling sederhana, bersifat termoplastik dari polimerisasi ethylene (C2H4).
Polimer termoplastik adalah polimer yang dapat mencair dan mengalir pada suhu
tinggi. Polyethylene diklasifikasikan berdasarkan rantai dan densitasnya
menjadi :
a. UHMWPE (Ultra High Molecular Weight Polyethylene),
merupakan polyethylene dengan berat molekul sangat besar antara 3,1 dan
5,57 juta dengan densitas 0,935-0,930 g/cm3
b. HDPE (High Density Polyethylene), merupakan polyethylene
dengan densitas lebih besar atau sama dengan 0,941 g/cm3.
c. PEX (Cross-linked Polyethylene), merupakan polyethylene
dengan densitas medium yang terdiri dari ikatan cross-linked.
d. MDPE (Medium Density Polyethylene),
merupakan polyethylene dengan kisaran densitas antara 0,926-0,940 g/cm3.
e. LLDPE (Linear Low Density Polyethylene),
merupakan polyethylene dengan kisaran densitas antara 0,915-0,925 g/cm3,
berbentuk linear dengan cabang-cabang pendek.
f. LDPE (Low Density Polyethylene), merupakan polyethylene
dengan kisaran densitas antara 0,910-0,940 g/cm3 dengan cabang-cabang
pendek maupun panjang.
g. VLDPE (Very Low Density
Polyethylene), merupakan polyethylene dengan kisaran densitas antara
0,880-0,915 g/cm3.
Karakteristik polyethylene antara
lain :
a. Sifat Fisik :
·
Berat
Molekul : 10.000 – 1.000.000 g/mol
·
Bentuk :
padatan, cairan, slurry
·
Densitas :
0,91 - 0,96 g/cm3
·
Titik lebur
: 109 – 183
b. Sifat Kimia :
·
Tidak larut
dalam pelarut apapun pada suhu kamar
·
Tahan
terhadap asam/basa, tetapi dapat dirusak oleh asam nitrat pekat
·
Tidak tahan
terhadap cahaya dan oksigen
·
Bila
dipanasi secara kuat akan membentuk sambung silang yang diikuti dengan
pembelahan ikatan secara acak pada suhu lebih tinggi, tetapi di polimerisasi
tidak terjadi
·
Larutan dari
suspensi polyethylene dengan tetra klorida pada suhu 60 oC dapat
direaksikan dengan Cl membentuk produk lunak dan kenyal
·
Pemasukan
atom Cl secara acak ke dalam rantai dapat menghancurkan kekristalan polyethylene.
E. Kegunaan Produk Polyethylene
Menurut F.W Billmeyer pada
tahun 1984, LLDPE merupakan kepolimeran antara ethylne dengan α-olefin seperti
butene, hexene, dan octene yang ditunjukan dengan rantai cabang pendek dengan
densitas polyethylene cabang yang ditentukan tanpa adanya rantai cabang
panjang. LLDPE diproduksi untuk berbagai macam barang, antara lain:
a. Film
: plastik, plastik pembungkus baju, plasti karung.
b. Kabel
: pembungkus kabel tegangan rendah.
c. injection
: kursi plastik, ember, gelas dan piring plastik.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.healthylife.com/plastik_ diakses
pada tanggal 09 November 2010 pukul 19.30 wib.
http://www.wikipedia.com/ diakses
pada tanggal 10 November 2010 pukul 19.40 wib.
Categories: Ethylene dan Poliethylene, History, Kimia, Pengolahan, Perminyakan, Petroleum, Plastik, Sejarah
0 komentar:
Posting Komentar