Komposisi Minyak Bumi
Posted by Unknown on 12.57.00 with No comments
CRUDE OIL
Minyak bumi atau “crude oil” adalah senyawaan
hidrokarbon dan non-hidrokarbon yang terdapat di dalam bumi. Minyak bumi
berwarna coklat kehitaman sampai hitam, dalam bentuk cair dan terdapat gas–gas
yang melarut di dalamnya, dengan berat jenis berkisar antara 0,8000 – 1,0000.
Unsur kimia penyusun
minyak bumi adalah :
– unsur mayor adalah karbon dan
hidrogen (disebut unsur hidrokarbon), dan
– unsur minor adalah sulfur,
nitrogen, oksigen, halogen dan logam (disebut unsur non-hidrokarbon)
Besarnya kandungan
(konsentrasi) unsur tersebut dalam berbagai macam minyak bumi, seperti
ditunjukkan pada Tabel dibawah ini :
Sifat minyak bumi
antara satu dengan ainnya berbeda–beda, dari yang ringan (encer) sampai pada
yang berat (kental). Hal ini sangat bergantung pada jenis dan besarnya
kandungan komponen (unsur) di dalam minyak bumi.
Tabel : Kisaran kandungan unsur – unsur
dalam Minyak Bumi
Unsur
|
Konsentrasi (% wt)
|
Karbon (C)
|
83 - 87
|
Hidorgen (H)
|
10 - 14
|
Sulfur (S)
|
0.05 - 6,0
|
Oksigen (O)
|
0.05 - 1,5
|
Nitrogen (N)
|
0,1 - 2,0
|
Logam
|
10-5 - 10-2
|
Diharapkan bahwa
minyak bumi mengandung unsur non-hidrokarbon dalam jumlah sekecil mungkin.
Makin kecil kandungannya mempunyai nilai ekonomi makin tinggi, karena dengan
kandungan yang kecil tidak memerlukan biaya yang tinggi dalam proses
pengolahannya ataupun dalam pemenuhan spesifikasi produk yang dihasilkan.
2. Komponen Minyak Bumi
Komponen Minyak bumi
terdiri dari :
– Komponen Hidrokarbon (HC, hydrocarbon)
– Komponen non-Hidrokarbon
2.1 Komponen Hidrokarbon
Minyak bumi merupakan campuran dari beratus–ratus
senyawaan hidrokarbon, yang dikelompokan atas hidrokarbon parafin, naften dan aromat.
Jumlah atom karbon
dalam minyak bumi mulai dari metana (satu atom karbon dalam molekulnya) sampai
60 atau lebih, dengan berat molekul 16 sampai 850 atau lebih.
1. Hidrokarbon parafin, mulai dari metana yaitu senyawaan
hidrokarbon yang paling kecil dengan 1 atom karbon sampai senyawaan hidrokarbon
besar dengan 42 atom karbon (berat molekul 590) atau lebih. Hidrokarbon parafin
terdiri dari normal parafin dan isoparafin
2. Hidrokarbon naften, mulai dari mono naften sampai poli
naften
3. Hidrokarbon aromat, mulai dari mono inti benzena sampai
poli inti benzena.
Hidrokarbon Parafin adalah hidrokarbon jenuh dengan ikatan C – C dan C – Hdengan struktur rantai atom C terbuka. HC parafin mempunyai titik
didih paling rendah diantara hidrokarbon naften dan aromatik. Oleh karena itu
banyak terdapat pada fraksi ringan.
Sifat – sifat :
– nilai kalor tinggi
(btu/lb),
– SG rendah,
– API gravity tinggi
– tahan terhadap
oksidasi,
– mudah untuk dipecah
(cracking) dalam proses perengkahan panas ( thermal cracking ) maupun proses
perengkahan katalis (catalytic cracking) artinya proses cracking itu berjalan
pada suhu yang relative rendah dibanding dengan senyawaan hidrokarbon naften
dan aromat.
Rumus CnH2n+2
Hidrokarbon parafin, baik normal parafin maupun
parafin cabang (iso parafin) rumusnya adalah CnH2n+2 .
Hidrokarbon Naften, terdiri dari
mononaften dan polinaften.
Hidrokarbon naften adalah hidrokarbon jenuh dengan
ikatan C – C dan C – Hdengan struktur rantai
atom C tertutup. Struktur molekulnya terdiri mononaften dan polinaften.
Sifat – sifat :
Hidrokarbon naften
mempunyai sifat– sifat diantara hidrokarbon parafin dan hidrokarbon aromat.
Hidrokarbon naften disebut pula sikloparafin atau siklo alkana. Dibandingkan
dengan hidrokarbon parafin, hidrokarbon ini lebih stabil karena mempunyai
rantai atom C tertutup sedang hidrokarbon parafin rantai atom C nya terbuka.
Rumus : CnH2n + 2 – 2RN
Hidrokarbon naften, rumusnya adalah CnH2n + 2 – 2RN , dimana RN adalah
cincin naften dalam molekul.
Contoh pada
gambar di bawah ini :
Hidrokarbon Aromatik, terdiri dari
monoaromat dan poliaromat
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon jenuh dengan
ikatan C – C, C = C danC – H. Dikatakan hidrokarbon jenuh karena senyawa aromatik :
– tidak dapat bereaksi
dengan larutan brom, dan atau
– tidak dapat bereaksi
dengan larutan KMnO4 alkalis.
Hidrokarbon aromat ini
mempunyai struktur rantai atom C tertutup berikatan rangkap dua dan tunggal
yang saling bergantian (selang–seling–selang atau seling–selang–seling)
diantara kedua atom C yang berdekatan.
Sifat – sifat :
– Dibandingkan dengan
hidrokarbon parafin dan hidrokarbon naften, bahwa hidrokarbon aromat kurang
stabil dan dapat bereaksi terutama dengan gas H2 menghasilkan naften.
– Mempunyai titik
didih lebih tinggi dibandingkan dengan hidrokarbon parafin dan naften. Oleh
karena itu banyak terdapat pada fraksi berat.
– Nilai kalor rendah
(btu/lb),
– SG tinggi
– API gravity rendah
dan namun tahan terhadap oksidasi.
– Memerlukan panas
tinggi untuk proses thermal cracking ataupun catalytic cracking, menghasilkan
naften dan parafin.dengan jumlah atom lebih kecil.
Rumus CnH2n +2 – 6RA – 2RAS
Hidrokarbon aromat rumusnya adalah CnH2n +2 – 6RA – 2RAS , dimana RA = jumlah
cincin aromatik dan RAS = jumlah cincin aromatik substansial. Sedang
hidrokarbon campuran naften aromatik mempunyai rumus CnH2n +2RN – 6RA – 2RAS.
Contoh pada gambar
dibawah ini :
Benzene -- Monoaromat
Napthalene -- Poliaromat
Atas dasar pembagian senyawaan hidrokarbon tersebut
atas parafin, naftendan aromatik, dan campuran naften–aromatik, dapat digunakan untuk menentukan
klasifikasi minyak bumi, yaitu minyak bumi parafinik, naftenik, aromatik dan campuran. Sedang senyawaan hidrokarbon olefin
tidak terdapat dalam minyak bumi, hal ini disebabkan oleh proses penjenuhan
olefin dalam minyak bumi itu sendiri oleh gas H2 yang melarut di dalamnya.
2.2 Komponen non-Hidrokarbon
Komponen
nonhidrokarbon adalah senyawaan yang di dalam molekulnya disamping unsur karbon
dan hidrogen terdapat unsur sulfur, oksigen, nitrogen, halogen atau logam.
Senyawaan yang demikian disebut senyawaan hidrokarbon heteroatom. Sebagai
senyawa organik, keberadaannya melarut dalam minyak bumi, sedang sebagai
senyawa anorganik tidak melarut dalam minyak bumi melainkan larut dalam air
sebagai emulsi.
· Senyawaan Organik Sulfur
Senyawaan organik sulfur adalah senyawaan organik
heteroatom terdiri dari atom karbon, atom hidrogen dan atom sulfur. Terdapatnya
senyawaan sulfur dalam minyak bumi sangat berpengaruh dalam proses pengolahan,
produk yang dihasilkan dan pada penyimpanan. Pengaruh tersebut adalah penyebab
korosif dan berbau. Bila density suatu minyak bumi tinggi (0API rendah), berpeluang
kandungan sulfurnya tinggi.
· Senyawaan Organik Oksigen
Oksigen sebagai
senyawaan organik dalam minyak bumi terdiri dari berbagai macam senyawaan, dan
tidak jelas bagaimana senyawaan oksigen itu dapat terbentuk di dalam minyak
bumi. Kandungan oksigen jumlah (total oxygen) dalam minyak bumi umumnya kurang
dari 2 %wt. Kandungan oksigen dalam minyak bumi tidak menaik dengan kenaikan
titik didih fraksi.
Walaupun kandungan
sulfur maupun kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat berpengaruh pada
berat jenis API (API gravity), namun tidak demikian halnya bahwa kandungan
oksigen dalam minyak bumi tidak proprsional dengan berat jenis API. Hal ini
disebabkan karena minyak bumi dimungkinkan berhubungan dengan udara sehingga
terdapat oksigen yang bereaksi dengan unsur–unsur yang terkandung dalam minyak
bumi untuk menghasilkan senyawaan oksigen.
· Senyawaan Nitrogen Organik
Pada umumnya,
kandungan nitrogen dalam minyak bumi adalah rendah, berada dalam kisaran
konsentrasi 0,1 sampai 0,9 % wt walaupun beberapa minyak bumi mempunyai
kandungan nitrogen sampai 2 %wt. Bagaimanapun untuk beberapa minyak bumi dengan
kandungan nitrogen yang tidak terdeteksi ( not detectable ) atau dalam
konsentrasi yang sangat kecil ( trace ) adalah tidak umum, bahkan minyak bumi
jenis aspaltik mengandung nitrogen dalam jumlah yang sangat tinggi.
· Konstituen Logam
Dalam minyak bumi
terdapat kira – kira 20 (dua puluh) unsur logam, dengan konsentrasi yang
berbeda. Keberadaan logam dalam minyak bumi sangat menarik perhatian di dalam
proses pengolahan walaupun kandungannya sangat kecil.
Pengaruh logam dalam
minyak bumi adalah :
– Meskipun dalam
jumlah yang kecil, unsur–unsur besi, tembaga dan terutama vanadium dan nikel,
yang terdapat dalam umpan perengkahan katalitik mempunyai pengaruh terhadap
aktifitas katalis dapat menghasilkan kenaikan pembentukan gas dan kokas (coke)
dan menurunkan produk gasoline.
– Dalam pembangkit
tenaga pada suhu tinggi, misalnya turbin gas, terdapatnya konstituen logam terutama
vanadium dalam bahan bakar, dapat menghasilkan kerak abu dalam rotor turbin,
akan mengurangi kebersihan. Disamping itu terdapatnya vanadium juga menyebabkan
korosi.
– Abu yang dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat
bereaksi dengan bata tahan api dapur sehingga menurunkan titik leburnya dan
menyebabkan deteriorasi.
– Residu abu yang
tertinggal setelah pembakaran minyak bumi berupa konstituen logam ini, sebagian
berasal dari senyawaan anorganik yang larut dalam air sebagai garam–garam
klorida, kalium, magnesium dan kalsium, yang terdapat dalam fasa air yaitu
dalam bentuk emulsi minyak bumi. Garam–garam ini dipisahkan dalam proses
pengambilan garam (desalting operations ), dapat juga dengan cara penguapan air
yang kemudian dicuci dengan air bebas garam, atau dengan cara memecah emulsi.
Dengan cara ini, kandungan garam dalam minyak bumi dapat berkurang.
– Kandungan abu jumlah
(total ash ), adalah penjumlahan dari anorganometalik dan organometalik dari minyak
bumi yang telah diambil garamnya (desalted crudes), berkisar dari 0,1 sampai
100 mg/liter.
– Logam – logam
seperti seng, titanium, kalsium dan magnesium berada dalam bentuk koloidal
tersuspensi. dengan sifat permukaan aktif yang teradsorp dalam permukaan
air–minyak dan cenderung stabil dalam emulsi. Sebaliknya logam– logam seperti
vanadium, tembaga, nikel dan sebagian besi ditemukan dalam minyak bumi sebagai
senyawaan logam yang melarut dalam minyak bumi (oil–soluble compounds).
0 komentar:
Posting Komentar