Penilaian Formasi
Posted by Unknown on 09.24.00 with No comments
1.
Jelaskan proses terakumulasinya
minyak bumi di reservoir !
Jawab :
Salah satu teori terjadinya minyak bumi adalah teori
“dupleks”. Menurut teori ini, minyak bumi terbentuk dari jasad renik yang
berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Jasad renik tersebut terbawa
air sungai bersama lumpur dan mengendap di dasar laut. Akibat pengaruh waktu
yang mencapai ribuan bahkan jutaan tahun, suhu tinggi, dan tekanan oleh lapisan
diatasnya, jasad renik berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau
gas.
Lumpur yang bercampur dengan jasad renik tersebut kemudian berubah menjadi
batuan sedimen yang berpori, sementara bintik minyak dan gas yang terbentuk
dari plankton bergerak “merembas” ke tempat yang bertekanan rendah dan
terakumulasi pada daerah perangkap (“trap”) yang merupakan batuan kedap. Pada
daerah perangkap tersebut gas alam, minyak, dan air terakumulasi sebagai
deposit minyak bumi. Rongga bagian atas merupakan gas alam kemudian bagian
minyak mengambang di atas deposit air.
2.
Sebutkan dan jelaskan Rock
Properties dan Fluid Properties yang kalian ketahui dan pelajari sebelumnya
(Teknik Reservoir) ?
Jawab :
·
Rock Properties
a.
Porositas
b.
Permeabilitas
c.
Saturasi
·
Fluid Properties
Ø Gas
a.
Densitas
b.
Viscositas
c.
Faktor volume formasi
d.
Kompresibilitas
e.
Faktor deviasi
Ø Minyak
a.
Densitas
b.
Viscositas
c.
Faktor volume formasi
d.
Kompresibilitas
e.
Kelarutan Gas
Ø Air
a.
Densitas
b.
Viscositas
c.
Faktor volume formasi
d.
Kompresibilitas
e.
Kelarutan Gas
3.
Kenapa kita harus melakukan
penilaian formasi ?
Jawab :
Karena kita harus mengetahui
tentang identifikasi apa-apa saja yang berhubungan dengan field yang di duga
memiliki HC untuk memperoleh interpretasi data yang memiliki kesatuan sehingga
dapat mengetahui,
antara lain :
·
Identifikasi reservoir
·
Perkiraan cadangan hidrokarbon
(OOIP)
·
Perkiraan perolehan hidrokarbon
(IOIP)
4.
Apa saja yang kita peroleh ketika
melakukan Wireline Logging ?
Jawab :
Maaf sebelumnya bang kayanya
ada sedikit kesalahan dengan pertanyaan ini, menurut saya kalau ditanya tentang
apa yang kita peroleh mungkin itu lebih pas nya ditujukan kepada pertanyaan
yang menunjuk sebuah alat (ex: GR Log, SP Log, dll) Untuk wireline logging itu
metode kan ya, jadi kayanya lebih kepada keunggulan atau kelebihan.
Beberapa alasan
mengapa Wireline Logging dilakukan, yaitu:
a.
Dapat memberikan data
yang akurat, presisi, obyektif, dan bersifat repetitive (berulang).
b.
Datanya
bersifat menerus dengan interval mulai dari 15 cm, bahkan bisa
sampai 3 cm jika memang diperlukan.
c.
Menghasilkan data-data dari sifat
fisik batuan, yang seterusnya dapat dilakukan analisa porositas,
volumen batuan, dan analisa batuan lainnya.
d.
Sifatnya permanen, yaitu data
aslinya (Raw File) dapat digunakan kembali jika muncul ide atau metode
interpretasi yang berbeda atau baru.
e.
Dari segi waktu,
data wireline logging cepat dan langsung tersedia
diwellsite dengan sedikit proses melibatkan wellsite geologist.
f.
Ekonomis, biaya sewa anjungan
pemboran merupakan biaya yang tertinggi dalam suatu pemboran minyak (rig cost)
jadi karena proseswireline logging relatif cepat maka relatif sangat
menguntungkan bagi perusahaan minyak, dibandingkan dengan
proses coring yang relatif lebih mahal dan lama.
g.
Bergantung pada parameter
geologi, misalnya susunan formasi, sifat fisik batuan, bentuk-bentuk
geologi bawah permukaan lainnya. Sehingga seorang geologist yang paham dengan
kondisi daerahnya akan merasa diuntungkan dengan adanya wireline
logging ini. Dia akan mudah mengetahui adanya unconformity (ketidakselarasan)
dengan perkiraan kedalaman tertentu, maka dengan wireline
logging dapat dianalisa lebih detil.
5.
Jelaskan bagaimana wireline
logging berperan dalam korelasi antar sumur ?
Jawab :
Setelah dilakukan wireline
logging menggunakan beberapa macam tools Logging, didapatkan :
a.
Memakai lapisan penunjuk ( key bed / marker bed)
Lapisan yang dicirikan key bed
antara lain abu vulkanik, batugamping terumbu, lapisan tipis serpih.
b.
Horizon dengan karakteristik tertentu karena perubahan
kimiawi dari massa air akibat perubahan pada sirkulasi air seperti zona mineral
tertentu atau zona kimiawi tertentu.
c.
Korelasi dengan cara meneruskan bidang refleksi pada
penampang seismik
d.
Korelasi atas dasar persamaan posisi stratigrafi batuan.
e.
Korelasi atas dasar aspek fisis/litologis.
f.
Korelasi atas dasar maksimum flooding surface.
Dari data-data diatas kemudian di olah
sedemikian rupa dalam prosedur korelasi:
·
Menentukan horizon korelasi dengan cara
membandingkan log mekanik dari suatu sumur tertentu terhadap sumur yang lain
dan mencari bentuk-bentuk / pola-pola log yang sama atau hampir sama.
·
Setelah bentuk/pola yang relatif sama dan
didapatkan telah diyakini pula bahwa bentuk dan pola tersebut mewakili
perlapisan yang sama, selanjutnya dilakukan pekerjaan menghubungkan
bentuk-bentuk kurva yang sama atau hampir sama dengan bagian yang dari bagian
atas kearah bawah secara kontinyu. Korelasi secara top down dihentikan jika
korelasi tidak bisa dilakukan lagi, kemudian korelasi dilakukan secara bottom
up. Adanya zona-zona yang tidak bisa dikorelasikan dapat ditafsirkan karena
pengaruh struktur (patahan, ketidakselarasan) atau stratigrafi (pembajian,
channel fill, pemancungan, perubahan fasies)
·
Setelah korelasi selesai dilakukan akan
didapatkan penampang melintang, baik penampang struktur ataupun penampang
stratigrafi. Dalam pembuatan penampang strruktur datum diletakkan pada posisi
seperti keadaan saat ini (biasanya sea level sebagai datum).
Hingga akhirnya
data korelasi antar sumurpun didapatkan.
0 komentar:
Posting Komentar